Sunday, January 20, 2013

Android Jelly Bean 4.2: Mitos, Fakta, dan Review

Kelebihan:
- Photo Sphere, pengalaman baru dalam mengambil gambar
- Photo Editing Tool: lengkap, cepat dan dapat diandalkan.
- Fitur-fitur baru, pengalaman baru.

Kekurangan:
- Jeda rotasi posisi kamera selama 1-2 detik
- Penggunaan Photo Sphere yang cukup sulit

Highlights:
Android Jelly Bean 4.2 merupakan peningkatan dari versi sebelumnya 4.1. Walau kode namanya sama tetapi banyak pengalaman baru yang dapat dirasakan di Android 4.2 ini: Photo Sphere, photo editing tool, gesture typing, dan lain sebagainya. Google juga telah merilis update 4.2.1 untuk menghilangkan bug Desember dan beberapa peningkatan lainnya.

Jakarta, CHIP.co.id - Telah sebulan sejak Android Jelly Bean 4.2 diluncurkan secara resmi oleh Google, dan dapat diunduh dari situs resmi mereka. Beberapa pengguna Galaxy Nexus dan Nexus 7 di Indonesia pun telah mencoba Android 4.2 ini. Terdapat berbagai rumor, baik maupun buruk tentang OS baru ini: photo sphere, multiple login, bug di berbagai fitur, pemakaian baterai boros, dan sebagainya. Setelah kami mencoba performanya langsung, berikut kami berikan hasil reviewnya:
Overview
Android 4.2 tetap memakai nama Jelly Bean. Google belum memberikan nama baru seri K pada Android baru ini. Secara gamblang kita dapat menebak bahwa Android 4.2 ini tidak akan jauh berbeda dari pendahulunya, Android 4.1, yang juga memakai nama kode Jelly Bean.
Sedikit mengingat kembali, perubahan-perubahan terjadi dari Ice Cream Sandwich, Google telah menyematkan Google Now dan Project Butter di dalam Jelly Bean. Tentu saja, kedua fitur ini ditingkatkan dalam Android 4.2. Beberapa kartu baru ditambahkan ke dalam Google Now, dan juga peningkatan performa Jelly Bean, walaupun di dalam beberapa fitur, banyak pengguna yang mengeluh performanya menjadi lebih lambat. Google juga telah merilis Android 4.2.1 yang juga kami bahas di artikel bagian kedua.
Nah, perubahan signifikan di Android Jelly Bean 4.2 ini terjadi pada hal-hal berikut:

1. UI


Quick Setting Panel, Lock Screen Widget dan Gesture Typing

Quick Setting Panel dapat diakses dengan mengusap smartphone Anda menggunakan dua jari dari notification bar ke bawah atau mengklik tombol di bagian atas kanan Notification Panel. Panel ini berisi shortcut untuk mengakses beberapa pengaturan dasar yang diperlukan, yaitu Profile, Brightness, shortcut menuju Settings, WiFi, Data Usage, Battery Usage, Airplane, Bluetooth dan Alarm.
Pada bagian profile Anda dapat berganti user dengan memanfaatkan fitur multiple user login system, yang terimplementasi pada Android 4.2. Sayangnya, fitur ini HANYA berlaku pada versi tablet (sementara ini pada Nexus 7 dan Nexus 10), sehingga para pengguna ponsel Android yang menantikan fitur ini mungkin kecewa.
Lock Screen mengalami perubahan yang cukup besar. Icon kunci yang ada di tengah, kini hanya berfungsi untuk membuka lock screen saja. Shortcut Google Now digeser ke bawah, sedangkan shortcut camera diubah menjadi lock screen widget.
Tidak hanya kamera, kali ini Anda dapat menambahkan widget di lockscreen seperti Calendar, Clock, Gmail, Messaging, dan beberapa aplikasi 3rd party lainnya yang telah mengembangkan fungsi widget ini. Beberapa pendapat publik mengatakan bahwa fitur ini tidak terlalu berguna.
Kami memandang, Google membuat fitur ini untuk tambahan bagi pengguna yang cukup ketat mengamankan gadgetnya memakai lock system. Dengan fitur ini, pengguna lain dapat memakai aplikasi seperti kamera, dan senter (flashlight) tanpa perlu membuka lock system, sedangkan aplikasi lainnya perlu konfirmasi membuka lock system tersebut terlebih dahulu.
Sayangnya kami mendeteksi adanya bug pada lock screen ini, karena beberapa kali saat kami menekan tombol lock/unlock, layar menutup tetapi kemudian kembali menyala dalam posisi lock-screen (hal ini diperkirakan terjadi jika perangkat mengalami proses yang cukup banyak/tinggi). Hal ini membuat kita perlu menekan tombol lock sekali lagi untuk mematikan display mengingat display merupakan pengkonsumsi baterai yang dominan.
Gesture typing (atau dikenal juga dengan Swype) merupakan fitur yang telah diimplementasi di berbagai mod Android lainnya, dan kali ini Google ikut menyertakannya di Android 4.2. Anda dapat menyusun kata tanpa mengetik, hanya perlu mengusapkan jari melalui huruf-huruf dari kata yang ingin Anda susun.
Bagi anda yang mendengar rumor bahwa gesture typing ini hanya dapat mendeteksi Bahasa Inggris, kami sedikit membawa kabar baik bahwa gesture typing menggunakan dictionary yang terdapat dalam sistem, sehingga Anda dapat menyimpan beberapa kata dalam Bahasa Indonesia, yang sering Anda tulis, dan Anda dapat menggunakan gesture typing untuk memanggil kata tersebut.

2. Clock, Timer & Stopwatch


Clock & International Time, Timer, Stopwatch

Google menambahkan tampilan waktu internasional, timer, stopwatch dan merubah desain alarm. Fitur-fitur baru ini cukup menarik, bahkan fungsi timer dan stopwatch dapat dipantau melaluinotification panel.



3. Camera Apps

Aplikasi kamera Android kali ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pengaturan kamera dapat dijalankan dengan menahan touch focus. Pengaturan untuk flash, exposure dan white balance pun menjadi sangat mudah diakses. Fitur zooming kini berubah dari slider menjadi pinch-to-zoom.



Beberapa pertanyaan yang muncul di publik adalah mengenai fitur High Dynamic Range (HDR). Tombol fitur ini terletak di antara change camera dan flash, tetapi fitur tersebut mengandalkan hardware kamera sehingga HANYA muncul di perangkat yang kameranya memiliki kemampuan mengambil gambar HDR ini. Sebagai contoh, Galaxy Nexus tidak mendapatkan fitur HDR.
Selain itu, saat kamera dirotasi dari posisi landscape ke portrait atau sebaliknya, terjadi jeda proses selama 1-2 detik, yang sangat mengganggu. Hal ini sudah diprotes para pengguna karena pada Android 4.1, sama sekali tidak terjadi jeda ini.



Tentu tidak hanya itu saja. Google juga menambahkan fitur Photo Sphere, yang merupakan fitur pamungkas dari Android 4.2 ini. Photo Sphere memampukan Anda mengambil gambar panorama 360 derajat penuh.
Fitur ini mendapat umpan balik yang sangat baik dari para pengguna Android yang telah berhasil mencobanya. Kami pun ikut bersemangat dalam mencoba fitur ini karena selain kita dapat mengambil gambar dengan pengalaman yang baru, kita juga dapat berkontribusi kepada Google mengunggah foto panorama tersebut melalui internet.



Walaupun demikian, perlu menjadi catatan Anda bahwa mengambil gambar 360 derajat tidaklah mudah! Pertama, butuh waktu yang cukup lama untuk mengambil gambar secara keseluruhan (Anda harus cukup anti-malu untuk membidik ke berbagai titik sambil berputar di tempat secara perlahan).
Kedua, jika Anda mengambil dengan sudut yang berubah-ubah, maka hasil yang didapat akan terlihat banyak garis atau obyek yang tidak sesuai pada posisinya.
Ketiga, selama proses pengambilan gambar yang kami lakukan dengan perangkat Android berprosesor dual-core, terjadi beberapa lag, bahkan kerap kali kami mencoba screenshot proses pengambilan gambar tetapi gagal (hasil screenshot menjadi crash saat dibuka).
Jadi, training makes perfect. Kami pun belum menemukan sudut pengambilan yang terbaik dalam mengambilan photo sphere ini sampai review ini dilakukan (fyi: sudah 5 kali tes pengambilan gambar photo sphere).
Beberapa poin kami temukan seperti: pengambilan gambar dengan posisi landscape akan membuat lubang besar di atas maupun bawah gambar, dan lebih baik menggunakan posisi portrait. Pengambilan gambar dengan posisi portrait umumnya terdiri-dari 5 level vertikal, 15 titik horizontal di level tengah dan 5 titik horizontal di level tertinggi dan terendah. Objek jauh lebih mudah dan objek dekat lebih sulit untuk ditangkap secara sempurna. Kami akan tetap mencoba Photo Sphere ini, dan memberikan update lebih lanjut.
Penasaran hasilnya photo sphere ini seperti apa? Klik gambar di bawah ini untuk melihat hasil foto yang telah kami ambil.